Asa

Disatu masa aku pernah menyanjung dan memujamu
Telah kuletakkan rasa itu ditapak kaki waktu
Bersimpuh bersama rindu yang luruh
Dan aku melarungmu dalam aliran kenangan, melaju bersama asa yang tak pernah lagi sama
 -Jakarta, 18 Januari 2012-


Pagi ini didalam travel yang membawa saya ke kota Surabaya, dimana saya akan melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta, saya membunuh waktu dengan menulis di Hp (akhirnya saya punya Hp yang nyaman dibuat nulis *ngakak iblis*) beberapa hal yang sebenarnya sudah saya rencanakan sejak 1 minggu lalu, permulaan libur akhir tahun. Tapi karena saya memang mudah terganggu dengan hal – hal yang menggiurkan (misalkan tidur, nonton HBO, ngegosip sama bapak ibu, nangkring, ngupil, ok stop!) akhirnya tulisan yang mustinya saya posting 31 Desember 2011, baru bisa selesai sekarang.

Seminggu yang lalu saya memulai ritual “Kerja Bakti”. Bukan karena saya euforia menyambut datangnya tahun yang baru (errr iya juga sih sebenernya) tapi karena saya berkesempatan hanya ketika libur panjang. Kerja bakti disini bukan seperti biasanya. Saya tidak bersih – bersih rumah, halaman, atau apapun itu. Saya membersihkan memori *aiisshh sedep* masa lalu. Yuk ikuti kegiatan kerja bakti saya.

Yang saya bersihkan pertama adalah file di laptop. Karena 2012 saya akan memulai pekerjaan yang baru dan rencananya pengganti saya mulai aktif bergabung di hari pertama Januari, saya harus mengatur kembali penempatan file supaya mereka (iya, pengganti saya ada 2 orang karena saya dulu mengerjakan 2 pekerjaan yang berbeda) tidak terlalu kebingungan dalam proses hand over nantinya. Dan saya, sudah tidak sabar menyambut pekerjaan baru ini. Sesuatu yang saya impikan selama ini dan sudah tidak berbau statistik lagi *akhirnyaaaa*. Will tell you more on my next posting, Yiaayy!! *Joget india sambil main holahoop*

Setelah membereskan folder kerjaan, berlanjut ke folder foto pribadi yang kebanyakan adalah dokumentasi saya selama travelling walaupun ada beberapa foto jaman kuliah juga. Melihat kembali apa yang sudah terjadi, saya jadi senyum – senyum sendiri. Foto jaman kuliah, masa pengkaderan dan saat – saat sulit menyelesaikan tugas akhir dan skripsi membuat saya berpikir : Hei, saya pernah dimasa itu dan saya berhasil melewatinya. Sekarang saya bisa tersenyum mengingat yang sudah terjadi. Bukan tidak mungkin beberapa tahun lagi saya juga akan tersenyum kalau mengingat apa yang terjadi dimasa ini. Seorang teman dekat, sebut saja namanya Chepu (Ini bukan nama kota, ini panggilan sayang. Tempat dan peristiwa hanya fiktif belaka *dibalang watu karo Chepu*) selalu mengingatkan akan sebuah lagu dari SO7, lagu yang pernah menjadi soundtrack kami dimasa itu *hwaduh, tetiba saya lupa judulnya*. Kami pernah menjadi raja dan akan selalu menjadi raja, walaupun mungkin dalam artian yang berbeda. Apapun yang terjadi dengan masa lalu, semuanya layak untuk dikenang. Pahit dan manis yang telah terlewati menjadikan saya seperti saat ini. Untuk dokumentasi travelling, ga usah terlalu dibahas juga kali ya. Kebanyakan dibayarin kantor. Saya selalu nyuri waktu untuk travelling kalo ada tugas keluar kota. Alhamdulillah tempat – tempat yang dulu hanya bisa saya lihat di TV, saya bisa kunjungi. Indonesia itu luas dan indah teman, tidak hanya Bali saja. Oh iya, saya juga berkesempatan backpackeran ke negeri tetangga bersama Cepu dan Phenny, walaupun saya benar – benar hanya menjadi peserta, karena mereka yang merencanakan semuanya *sungkem*

Saatnya pindah ke folder lagu. Ini yang agak – agak bikin nyesek ya. Kalau berbicara tentang lagu, adaa aja alasan untuk jadi galau. Mata tiba – tiba berkaca kemudian pindah lagu sesaat menjadi riang, ga jelas apa maunya perasaan ini. Swing terlalu cepat. Tapi saya senang saat melihat list lagu. Banyak kenangan yang berlompatan satu persatu. Terkadang kangen kembali ke masa itu. Tapiii, ga ah. Saya ga mau berandai andai kembali ke masa lalu. Lebih baik berjalan ke depan, menatap masa depan *sedaaapp*

Yang terakhir dan wajib saya lakukan juga adalah membersihkan daftar teman di Facebook *lhhoohh ini penting gilak* karena saya sudah berniat dari beberapa waktu lalu, tapi masih belum sempat. Cara saya membersihkan beberapa nama berdasarkan 2 kriteria :
1.      Karena saya memang (benar – benar) tidak kenal walaupun mutual friend nya ada
2.      Berdasarkan status yang mereka tulis. Ini pun saya bagi lagi menjadi 2 :
-   Mereka selalu mengeluh, curhat ga jelas, mengumpat ga jelas, ngerasani ga jelas. Semua berkeluh kesah di ranah maya. Seolah hanya dia yang paling menderita dan mengabarkan ke seluruh dunia. Tidakkah mereka punya sesuatu yang dinamakan “privacy?”
-  Mereka selalu manaburkan segala macam doa di social media. Berdoa pada siapakah mereka sebenarnya?. Menurut saya nih ya, berdoa itu hubungan pribadi kita dengan Tuhan, mbok ya ga usah sampai orang lain tau. Malu sama rumput yang bergoyang *edisi Ebiet G.Ade* *iya garing, ga usah dibahas*

Hasilnya, lebih dari 50 orang sukses "terdepak" dari friend list saya :)

Terus terang saya sangat senang dengan beberapa teman yang rajin posting resep makanan (lengkap dengan beberapa foto yang menggoda iman. Thanks to Iyan, Ika, Aurora dan rombongan ibu – ibu teman mereka), postingan artikel, status yang beraroma *gara2 ngomongin makanan ini* motivasi dll.  Ga semua orang butuh tau kita lagi ngapain, kita ada masalah apa, kita mau berdoa apa. Keep it as your secret, dude. That would be nice for your life as well. Tapi, saya kan ga bisa memaksakan opini saya. Apa yang baik menurut saya kan belum tentu baik buat mereka, begitu juga sebaliknya. Daripada hidup saya ikut – ikutan ga jelas karena membaca status yang ga jelas, lebih baik saya remove aja kan *cling, ngikik buto ijo*

Kenapa sih saya sampai susah payah kerja bakti. Alasannya cuman 1, saya harus move on. Saya bukan tipikal orang yang bisa stuck di satu memori tentang masa lalu. Selayak kulkas, ada masanya saya harus mengeluarkan isi yang sudah kadaluarsa, yang sudah tidak layak pakai, supaya saya punya ruang yang cukup untuk naruh sesuatu yang baru. Kalau saya tetap memaksakan barang – barang yang tidak layak pakai menuhin isi kulkas, bukan hanya kulkasnya jadi sesak, tapi juga saya akan berlaku tidak adil dengan barang baru yang ingin menempati kulkas saya. Harusnya mereka punya tempat yang layak dan nyaman untuk tinggal. Karena saya tidak mau egois, saya akan buang bersih apa yang harus dibuang. Ini hanya tentang masa lalu. Ada yang memang bisa disimpan, ada yang memang harus dibuang untuk dikenang. Saya ingin kaki ini ringan melangkah kedepan. Menyambut banyak hal baru yang sudah ada didepan tanpa harus terbebani oleh masa lalu.

Selayak koper, untuk urusan hati saya juga harus move on. Ada banyak baju yang harus dikeluarkan untuk diganti dengan baju baru supaya perjalanan saya bisa nyaman karena saya tidak mau mengenakan baju yang sama di perjalanan berbeda. Artinya adalah, kalau saya sudah tidak bisa sejalan dengan satu orang dan saya yakin bukan dia "orangnya", saya akan segera berlalu. Buat apa menunggu sesuatu yang tidak pasti *ini kalo saya yaaaa* kalau saya harus mengorbankan perasaan, waktu, jiwa dan raga *hallaahh*. Tapi kalau saya sudah yakin betul dia orangnya, saya akan perjuangkan mati – matian secara terang – terangan. Kalaupun hasil akhirnya tidak sesuai yang diharapkan, ya itu namanya nasib dan takdir *bwuahaha* karena yang penting, saya tidak perlu menunggu lama untuk sebuah kepastian. Take it or leave it, as simple as that.

Untuk beberapa orang, konsep move on mungkin tidak segampang yang saya lakukan. Ada yang harus bertarung dengan perasaan, berperang dengan kenyataan. Tiap orang punya cara tersendiri. Kembali, apa yang saya rasa baik dan nyaman, belum tentu baik juga buat orang lain begitu juga sebaliknya. Saya yakin, apapun yang akan dan telah dilakukan, itulah yang terbaik untuk hidup kita. Tidak perlu membandingkan apa yang sudah kita capai sekarang dengan apa yang sudah didapat orang lain. Kalo kata pepatah sih bagaikan ngecat langit, sia – sia. Keadaan kita sekarang adalah yang terbaik. Mari manfaatkan waktu karena kita tidak akan pernah tau misteri yang ada didalamnya.

Jadi, apa yang sudah kamu lakukan untuk move on? Kalo saya, Kerja Bakti

-Ditulis dalam Perjalanan Situbondo – Surabaya, Diposting di Bandara Juanda 1 januari 2012-
Yang namanya belum tercantum disini, tenang saja saya masih punya banyak stock cerita yang bisa dikasih nama pemerannya ^_^, tinggal pesan saja mau peran seperti apa.