Kalau setiap hari bersenandung merdu seolah kamu ada disebelah kubikelku, padahal kamu nyata disudut gedung itu

Kalau tiap saat kupandang telepon, bertelepati dengan benda hitam yang teronggok cantik diatas meja, berharap kamu akan menghubungiku setiap waktu

Kalau setiap menit yang ada di layar laptopku adalah senyum manis yang menghias wajah angkuhmu

Kalau aku begitu kerepotan memilih baju apa yang akan dikenakan meskipun aku dan kamu tidak akan berkencan melainkan bertemu karena pekerjaan

Kalau jauh – jauh hari aku sudah merencanakan akan memberimu buah tangan apa, padahal jadwal keluar kota saja belum ada

Kalau angka – angka menyebalkan didepan muka berubah menjadi puisi cinta, hanya karena kamu duduk tepat didepan mata

Kalau setiap pagi aku selalu mencari alasan menghubungimu, hanya sekedar ingin mendengar suara merdumu

Kalau tiba – tiba menyukai pekerjaan yang selama ini aku benci hanya karena ini adalah satu – satunya alasanku untuk selalu dekat denganmu

Kalau aku begitu cepat marah pada wanita – wanita yang berusaha menarik perhatianmu walaupun aku tak mampu berbuat apa – apa, hanya terdiam disudut asa

Kalau aku mampu mengingat setiap detil pembicaraan denganmu, setiap canda yang terlontar dariku, meskipun aku dan kamu selalu membahas hal yang sama, yaitu angka

Kalau menjadi wanita paling bahagia didunia ketika kamu berjanji akan mentraktirku, walaupun ini masih dalam taraf janji dan tak tahu kapan akan terjadi

Kalau aku dengan tulus memberimu perhatian, meskipun kamu tidak pernah tahu, bahkan mungkin kamu tidak pernah merasa kalau aku ada

Kalau disetiap aku ingin berucap “Hai, aku menyukaimu,” tapi yang terlontar adalah “Hai, aku tidak mengerti dengan rumus – rumus ini,” seolah kata yang kupersiapkan tercekat diujung kerongkongan

Kalau aku mulai mengganggu teman sebelahku dengan celotehan tak bermutu tentang kamu, ya kamu, siapalagi kalau bukan kamu, disetiap waktu

Kalau aku mampu menahan kesal ketika kau mengangkat telponku dan bertanya “ini siapa ya?” meskipun kita sering saling berkirim pesan dan berpura seolah semuanya tak apa

Kalau akhirnya disuatu siang aku menangis disudut ruang hanya karena begitu merindumu dan tak tahu apakah benar ini rindu ataukah menahan cemburu

Kalau pada suatu waktu aku begitu membencimu dan bersumpah untuk mengubur perasaanku. Namun dihari yang sama aku kembali tertawa riang dan melupakan semua yg telah kamu lakukan

Kalau aku mendadak menjadi bisu tak mampu melucu saat aku dan kamu duduk dalam satu ruangan, saling berhadapan. Dan setelahnya aku mengutuk semua perbuatan bodohku

Kalau aku menggila karena rindu, padahal kamu hanya pergi seminggu

Kalau setiap jam yang bercokol di otakku adalah kamu, kamu dan kamu!!


(Mungkin) Aku jatuh cinta karena mampu melakukan beribu cara untuk membuatmu terpana

(Mungkin) Aku jatuh cinta jika aku mulai merasa semua yang berhubungan denganmu adalah hal yang tak biasa

(Mungkin) Aku jatuh cinta jika aku tak perlu lagi alasan kenapa aku mencinta
Karena cinta tak membutuhkan tanya, tak memerlukan logika, apalagi batas rasa

(Pasti) Aku jatuh cinta jika setiap waktu selalu  berdoa pada pemilik angkasa untuk merubah aku, kamu, menjadi kita

-Jakarta, 26 September 2011, 23:59-
Untukmu, Tuan bersuara merdu, yang semakin membiusku dengan pesona angkuhmu