Mengeja namamu selayak memilah beku yang menderu
Begitulah aku menghitung rindu
Yang bergulir ditiap tetesan nafasku
Membayangkan wajahmu seperti detik waktu yang membisu
Begitulah aku menghitung rindu
Yang bergulir ditiap tetesan nafasku
Membayangkan wajahmu seperti detik waktu yang membisu
Begitulah aku mencumbu
Menatapmu dalam angan laksana memintal kenangan
Menatapmu dalam angan laksana memintal kenangan
Begitulah aku mengenangmu ditiap senyuman
Kita adalah sepasang mimpi
Kita adalah sepasang mimpi
Yang selalu menari dipelataran hati
Berpagut dalam harmoni
Dan tak pernah letih mencari
Kita adalah sepasang rindu
Berpagut dalam harmoni
Dan tak pernah letih mencari
Kita adalah sepasang rindu
Yang terpisah jarak dan waktu
Kita adalah sepasang cinta
Kita adalah sepasang cinta
Yang selalu ceria didalam duka
Tak pernah berputus dalam asa
Kita senantiasa bersama
Tak pernah berputus dalam asa
Kita senantiasa bersama
Disetiap lirih do’a
Selaksa Adam dan Hawa
Salamku pada Tuhan
Selaksa Adam dan Hawa
Salamku pada Tuhan
Yang tak pernah letih menjagamu dalam dekapan
-Jakarta ,30 Januari 2011-
-
Terinspirasi oleh kisah Suhermin Ari Pujiati
6 komentar:
sugeng siswanto said...
apik den...
Unknown said...
sweet buanget... thank you ya dik
Deny Lestiyorini said...
Mas Sugeng : Thanks Mas,tiba2 ide muncul gara2 keinget Mbak Hermin..hihihi..cuma 5 menit iseng2 bikinnya
Mbak Hermin : Thanks juga Mbak sudah menginspirasiku
Minang said...
lek inget aku piye? bikinin juga dunk
*btw, apik.
berasa aku banget hahahah
Deny Lestiyorini said...
Lia : Wah,lek ceritamu soale ga konsisten ngono *ngikik* Suwun :)
agus said...
bagus puisinya.. like this.. *jempol*
eh, aku setuju tuh => Lia ceritanya gak konsisten... hehehehehe... :D