Aku berjalan pelan di lorong yang senyap ini dengan perasaan gamang. Diujung sana aku melihatmu melangkah dengan tatapan biasa. Wajahmu penuh titik air wudhu yang berjatuhan perlahan. Kita saling berpapasan dan hanya mengucapkan “Hai” tanpa perasaan apa – apa.
Dan disaat bahu kita saling menyapa, mulutku ingin membuka lebar dan berteriak “Aku sangat merindumu, kenapa tak pernah kau sadari itu.”
Namun yang terjadi adalah kita tetap melangkah.
Seolah semuanya tak pernah ada.
Rindu itu.
Rasa itu.
Aku tetap melangkah membawa buncah yang sama.
Tentang cinta tak biasa yang terpendam dalam diam.
Tentang rindu yang tersemat ditiap tetesan waktu.
Tentang rasa yang tak pernah terucapkan, mengembara ditiap tapakmu berjalan.
-Jakarta, 10 November 2011-
Aku. Yang selalu merindu. Walaupun kau tak pernah tahu.
1 komentar:
San-33 said...
Hmmmm...jd terharu gw baca2 tulisan loo mbaa...ayo buat lanjutannya dgn update per hari ini...mau tau gw bahasanya kek gmn..this is an art and i really enjoy it, your masterpiece...*lebaay ya...hahaha...semangaaat!